Situasi pandemi COVID-19 menyebabkan banyak perubahan hampir dalam keseluruhan aspek kehidupan. Tak hanya dalam beberapa bidang saja, melainkan semua bidang ikut terdampak pandemi ini, mulai dari bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang sosial, dan lain sebagainya. Siap tak siap, kita semua harus siap menghadapi perubahan yang begitu besar ini dan beradaptasi.
Itulah mengapa sekarang muncul istilah baru yaitu New Normal, yang mengharuskan Indonesia untuk beradaptasi dengan kebiasaan hidup yang baru. Pandemi COVID-19 telah memberikan banyak sekali dampak maupun kerugian, contohnya perusahaan banyak yang pendapatannya menurun, banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan, banyak yang kesulitan dalam segi ekonomi, banyak acara maupun kegiatan yang harus ditunda, dan lain-lain.
Banyak keresahan warga muncul di berbagai media, baik berita maupun media sosial. Situasi ini secara tidak langsung mewajibkan kita untuk beradaptasi dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0, dimana semua aktivitas mulai dilaksanakan serba online.
Fokus dalam artikel ini, lebih membahas mengenai dampak pandemi dalam bidang pendidikan dan bagaimana penerapan digital yang dilakukan untuk beradaptasi dengan tuntutan era baru. Berbagai upaya sudah seharusnya dilakukan untuk tetap bertahan dan tetap aktif walaupun pertama kali menjalani pembelajaran daring. Kalau diteliti lebih dalam lagi, tak hanya masyarakat yang resah dengan dampak pandemi ini, tak jarang didengar keluh kesah dari pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia mengenai pembelajaran daring itu sendiri. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa banyak pelajar yang mengalami tekanan secara psikologis terutama, bahkan sampai ada yang putus sekolah, disebabkan karena berbagai masalah yang muncul selama mengikuti pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi COVID-19 (nasional.tempo.co, 2020). Faktor yang menjadi penyebab ada banyak, beberapa diantaranya karena alasan belum terbiasa, kepribadian suatu individu, merasa lebih cocok dengan konsep luring (luar jaringan), dan bermacam faktor lain. Dalam setiap pelajar dan mahasiswa tentu memiliki kendala yang berbeda-beda, namun tidak semua pelajar atau mahasiswa mengalami kesulitan selama pembelajaran daring ini, ada beberapa yang memang cepat beradaptasi dan lebih enjoy ketika harus belajar online.
Seiring berjalannya waktu, berbagai upaya telah dilakukan. Contohnya seperti di Universitas Katolik Darma Cendika, yang dimana universitas ini berada di kota Surabaya, Jawa Timur. Universitas tersebut merupakan universitas tempat dimana penulis menimba ilmu. Pada saat awal masuk pun, penulis sudah harus dihadapkan dengan cara belajar yang baru, yaitu pembelajaran secara daring. Hingga saat ini, penulis masih belum merasakan dunia perkuliahan secara luring seperti yang selalu dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, namun ada beberapa hal yang penulis amati dan ternyata perubahan akibat pandemi ini tidak semuanya bersifat negatif. Penerapan digital telah dilakukan hampir di seluruh sarana pendidikan, salah satunya di Universitas Katolik Darma Cendika ini. Penerapan yang dilaksanakan pun bertujuan untuk mendukung KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada setiap mahasiswa. Selama masa pandemi ini, pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi secara luring, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan secara daring, seperti melalui Aplikasi Zoom, Google Meet, dan Edlink yang digunakan sebagai sarana pembelajaran mahasiswa sembari menerapkan teori pembelajaran secara SCL (Student-Centered Learning).
Seluruh mahasiswa dapat presensi secara digital melalui QR Code yang disediakan selama pembelajaran berlangsung. Penggunaan Sistem Informasi seperti SiAkad dan website resmi juga diterapkan, hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengakses informasi terkait studi mereka, serta mudah mendapat pengumuman maupun informasi penting dari pihak kampus. Tentu, dengan adanya penerapan sistem informasi ini sangat membantu khususnya dalam masa pandemi yang dimana kegiatan tatap muka harus diminimalisir.
Selain itu, mahasiswa juga dibantu oleh beberapa provider yang dimana salah satunya adalah Telkomsel, dengan memberikan kuota gratis dalam menggunakan beberapa layanan digital untuk keperluan pembelajaran. Penerapan teknologi digital ini juga diterapkan pada penerimaan mahasiswa baru melalui website resmi yang disediakan kampus, hasilnya mahasiswa tidak perlu repot-repot untuk mengisi formulir dan datang ke kampus apabila ingin mendaftar. Salah satu upaya yang tepat tentunya untuk membantu meminimalisir penyebaran virus COVID-19.
Situasi pandemi COVID-19 ini sebenarnya tak melulu soal dampak negatif saja, dampak positifnya pun juga bisa dibilang sangat banyak, tergantung sudut pandang masing-masing pembaca. Sejauh ini, situasi pandemi juga memberikan banyak hal yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya, contohnya seperti adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ), Work From Home (WFH), dan masih banyak lagi hal positif yang bisa diambil. Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa pandemi COVID-19 ini membuat semua orang untuk harus melek akan digitalisasi, bahkan di bidang pendidikan yang sebelumnya belum terjadi (news.detik.com, 2021). Kembali ke fokus awal, artikel ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan penerapan teknologi digital yang dilakukan di daerah sekitar penulis serta untuk memberikan motivasi kepada pembaca. Pemanfaatan teknologi digital ini tentu harus terus dikembangkan dan merata di seluruh bidang pendidikan di Indonesia, hal ini bertujuan agar pelajar maupun mahasiswa di seluruh Indonesia dapat semakin paham akan teknologi dan mampu beradaptasi dengan baik, khususnya di masa pandemi dan sebagai bekal untuk kehidupan kedepannya.
Situasi pandemi bukan menjadi penghalang bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk terus berkembang dan berkarya. Di era New Normal ini, hendaknya generasi pelajar Indonesia semakin maju baik dalam pola pikir, komunikasi, keterampilan, dan semakin melek teknologi yang sekaligus menjadi tuntutan bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 yang sedang dihadapi saat ini. Penerapan digital juga menjadi salah satu alternatif untuk kita agar mampu beradaptasi dan survive selama menjalani era revolusi industri yang baru. Harapannya situasi ini dapat tetap mendorong seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia agar mau untuk terus maju dan mampu menciptakan inovasi-inovasi baru, guna menjadi pelajar yang berkualitas dan memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan negara. Pandemi bukan menjadi penghalang untuk menjadi seseorang yang bernilai, mari gunakan teknologi yang ada secara bijak dan untuk hal-hal yang positif dan membangun.
#WritingCompetitionDigitalBisa
#DigitalBisa
#UntukIndonesiaLebihBaik
Refrensi :
Tempo.co, 2020, Belajar Online, KPAI: Banyak Siswa Stres hingga Putus Sekolah, Diakses pada tanggal 29 Juli 2021, https://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1368389/belajar-online-kpai-banyak-siswa-stres-hingga-putus-sekolah
Detik.com, 2021, Tak Melulu Buruk, Ini Sisi Positif Pandemi Untuk Pendidikan RI, Diakses pada tanggal 29 Juli 2021, https://news.detik.com/berita/d-5371440/tak-melulu-buruk-ini-sisi-positif-pandemi-untuk-pendidikan-ri